(Prihal : Setiap 100 remaja , 51 Orang sudah tidak Prwn)
Dalam Acara Peringatan Hari Aids Sedunia Di Lapangan Monas, Jakarta, Ahad 28 September 2010 Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief Mengemukakan Hasil Survei Tahun 2010 Yang Menunjukkan 51 % Remaja Di Jabotabek Telah Melakukan Seks Pranikah. Berdasarkan Survei Tersebut, Seks Pranikah Juga Dilakukan 54 % Remaja Di Surabaya, 47 % Di Bandung, Dan 52 % Di Medan. (Detik.Com)
Kenyataan di atas harus membuat mata pendidik dan mata para orang tua terbelalak, betapa kegagalan pendidikan di Indonesia semakin lengkap dan tidak mampu melahirkan out put remaja-remaja bermoral, ini pasti bukan kebetulan tapi merupakan bukti bahwa system pendidikan kita yang menekankan pada keimanan dan ketaqwaan masih sebatas lipstik semata. Sebelum kondisi ini menjadi lebih parah lagi Jangan menganggap biasa hal-hal yang berakibat luar biasa Mengapa bisa terjadi demikian? Mari kita koreksi bersama pasti ada yang salah dalam pendidikan kita, penyebab utamanya karena mereka tidak di bentengi dengan iman yang kuat , juga karena pendidikan agama di sekolah-sekolah umum (bukan sekolah keagamaan dan pesantren) terlalu sedikit, bahkan pendidikan agama tersebut sampai saat ini di sekolah umum masih termarginalkan hanya 2 jam tiap minggu, terjebak oleh system dan tuntutan kurikulum sehingga lebih mementingkan matematika dari pada ilmu agama dan moralitas anak didik, akibatnya pengetahuan agama mereka sangat minim sekali.dan tidak mampu membendung dekadensi moral yang kini telah mewabah sedemikian rupa.
Dalam persoalan ini konsep Agama Islam sangat tegas, untuk mencegah terjadinya perzinahan, bukan sekedar melarang berbuat zinah, mendekati semua hal yang dapat mengarah pada terjadinya perbuatan ini sudah merupakan perbutan dosa yang sangat terlarang, seperti dilarang berhulwat atau berduaan, juga diharamkan ikhtilath yaitu bercampurnya laki perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat seperti di ruang kelas, di kantor, ruang guru dan di mana saja, bahkan berjabat tangan yang di anggap biasa dan tiap hari kita temukan di sekolah antara guru putera dengan guru puteri itupun sangat di larang dan sama sekali tidak member contoh yang benar pada murid karena tidak ada satu ayat dan haditspun yang memperbolehkan berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sekalipun itu antara murid dan guru, apalagi guru dengan guru yang berlainan jenis, sedangkan hadits-hadits yang melarang berjabat tangan itu sangat banyak sekali, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya ikhtilath yang dapat menyeret pelakunya pada resiko perselingkuhan yang sangat fatal akibatnya, salah satu terjemah hadits yang melarang berjabat tangan dengan bukan muhrim adalah sebagai berikut :
“ Kepalamu di tusuk dengan jarum besi lebih baik dari pada menyentuh wanita yang bukan muhrim” ( HR.Thabrani dan Baihaqy.)
Mengapa ajaran Islam begitu ketat mengatur masalah ini, Karena perselingkuhan dan Zinah tergolong dosa yang sangat besar, hukuman dan tobatnyapun juga berat sekali yaitu harus di hukum rajam bagi yang telah bersuami/beristri, di cambuk l00x lalu di asingkan ke daerah terpencil utuk bertaubat selama 1 tahun bagi pelaku yang masih jejaka dan /perawan.
Di lain pihak masih banyak oknom guru bahkan sekolah yang melegalkan pacaran, yah, inilah akibatnya 54 % remaja putri Surabaya jebol imannya, semua ini bermula dari yang sederhana dan dianggap biasa oleh para pendidik seperti seragam sekoalah yang tidak menutupi aurat, putera putrid duduk satu bangku di kelas, ngobrol sesama teman lain jenis , janji lewat Hp untuk bertemu, makan di kantin bersama termasuk pula ngobrol lewat face book, semua itu sangat di larang dan sudah masuk ikhtilath dalam zona wilayah taqrabus Zinaa yang harus di jauhi, jika hal ini terus dibiarkan maka wajarlah jika akhirnya terjadi kasus di atas, coba kita bayangkan, sekiranya penelitian/survei di atas dilanjutkan pada perselingkuhan karyawan-karyawati kantor di kota –kota besar seluruh Indonesia mungkin hasilnya akan lebih mencengangkan lagi .mengingat khulwat saat makan siang, ikhtilath dalam keseharian telah dianggap hal biasa dan bukan rahasia lagi .bahkan suda ada yang keterlaluan, mereka tidak merasa risih malah merasa bangga menceritakan dirinya sedang berselingkuh dengan teman kerjanya (Naudzu Billah) Semoga kasus ini tidak terjadi pada guru di lingkungan sekolah dan jika ada semoga segera bertaubat sebelum mendapat azab. Sebab jika guru bermintal bejat bagaimana muridnya? Dan jadi apa bangsa ini kelak karena guru kencing berdiri, maka muridnya…….. ?
Kenyataan ini harus menyadarkan para orang tua bahwa sebelum semua menjadi terlambat hendaklah lebih berhati-hati memilih sekolah untuk putra-putri kesayangannya. Jangan hancurkan aqidah, iman serta masa depan mereka dengan pergaulan bebas tanpa aturan dan pengawasan yang ketat di sekolah . Sedangkan bagi para Pendidik serta seluruh praktisi pendidikan di Indonesia harus segera berbenah diri dan ikut bertanggung jawab serta merasa malu karena gagal melahirkan generasi bermoral, sadar atau tidak dalam hal ini andil mereka sangat besar sekali dan harus turut menaggung dosa dalam membiarkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran agama dan kebebasan di sekolah. Akhirnya kami himbau wahai para guru tegakkan syari’at agar kita menjadi Bangsa yang bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar